lagu

Selasa, 11 Desember 2012

Penyimpanan Alat Laboraatorium


BAB I
PENDAHULUAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA memerlukan perlakuan khusus sesuai sifat dan karakteristik masing-masing. Perlakuan yang salah dalam membawa, menggunakan dan menyimpan alat dan bahan di laboratorium IPA dapat menyebabkan kerusakan alat dan bahan, terjadinya kecelakaan kerja serta dapat menimbulkan penyakit. Cara memperlakukan alat dan bahan di laboratorium IPA secara tepat dapat menentukan keberhasilan dan kelancaran kegiatan.
Alat laboratorium IPA merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium IPA yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Contoh alat laboratorium IPA: pinset, pembakar spiritus, thermometer, stopwatch, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong dan mikroskop. Alat yang digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti tang, obeng, pemadam kebakaran dan kotak Pertolongan Pertama.
Banyak kerusakan di laboratorium terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap pedoman penyimpanan peralatan laboratorium yang tidak benar. Bahaya terkait peralatan yang paling umum di laboratorium berasal dari peralatan berdaya listrik dan perangkat untuk menangani gas mampat, tekanan tinggi atau rendah, dan suhu tinggi atau rendah. Dalam makalah ini akan dibahas pedoman penyimpanan peralatan laboratorium yang standar

BAB II
ISI

Penataan terkait erat dengan pengelompokan, penempatan, penyimpanan dan kemudahan pemeliharaan dan penggunaannya. Alat laboratorium dimaksudkan adalah alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum atau penelitian kimia. Alat laboratorium dikelompokkan sesuai dengan bahasan penataan alat. Untuk praktisnya alat – alat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, seperti :
1) Alat kegiatan (pengamatan & pengukuran), seperti mikroskop, osiloskop, perangkat alat optik, kamera, anemometer, kalorimeter, timbangan, dsb
2) Alat-alat dasar, digunakan untuk melengkapi alat/perangkat alat percobaan, seperti gelas kimia, tabung reaksi, pipa kapiler, erlenmeyer, pelubang gabus, selang plastik, dst
3) Alat peraga seperti Kit IPA, termasuk di dalamnya model, torso, insektarium dan alat-alat lain yang serupa, digunakan untuk meragakan suatu struktur suatu objek
4) Charta, foto, atau bagan, digunakan untuk menjelaskan suatu hal
5) Perkakas dan alat penunjang seperti obeng, alat bor, tang, catut, gunting, soldier, alat pemadam kebakaran, jas lab, masker, kulkas, dst yang digunakan untuk memperbaiki macam-macam peralatan lab.
Pengelompokan juga dapat didasarkan atas sifat peralatan. Menurut dasar ini, penataan alat-alat lab dapat dipisahkan menjadi beberapa kelompok, seperti:
 (1) alat elektronik dan magnet seperti amperemeter, power supply, voltmeter, (2) alat optik, (3) kalor, (4) model, gambar atau bagan, (5) alat gelas seperti gelas ukur, labu erlenmeyer, termometer, (6) alat logam seperti kaki tiga, penjepit/klem tiga jari, statif, (7) instrumen seperti colorimeter, pH meter, spektrofotometer UV.
Sistem penataan alat yang mempertimbangkan sifat dan fungsi alat, pada teknis pengadministrasian lebih menekankan urutan (sequence) alfabetis berdasarkan nama awal (initial) alat. Dasar penataan alat laboratorium berdasarkan prinsip kemudahan, prinsip keamanan, prinsip kerapian, prinsip keterawatan, efektifitas pengoperasian alat dan efisiensi.
Pada penataan peralatan, perlu mempertimbangkan ruang gerak untuk kegiatan. Adapun yang menjadi bahan pertimbangan penataan yaitu jenis alat (elektronik/non elektronik, alat/perkakas); tingkat resiko (timbangan analit – mekanik yang mudah rusak, alat gelas yang mudah pecah, alat listrik yang menggunakan daya cukup tinggi); sifat alat( mikroskop, alat dengan bahan mudah terbakar, alat bahan besi yang mudah berkarat); kecanggihan alat; kualitas alat; jumlah alat tersedia; bahan penyusun alat; bentuk dan ukuran alat; bobot/berat alat; frekuensi penggunaan. Peletakan alat laboratorium tersedia contohnya antara lain alat yang sering digunakan, alat yang boleh diambil sendiri oleh siswa, dan alat yang mahal disimpan terpisah. Alat untuk percobaan Biologi/IPA dikumpulkan menurut golongan percobaannya. Alat yang digunakan untuk beberapa jenis percobaan disimpan tersendiri ditempat khusus. Alat – alat untuk percobaan biologi umumnya disimpan menurut judul percobaan atau dapat dilakukan atas alat – alat. Alat – alat listrik ( alat ukur & penunjang) diletakkan di dekat sumber listrik menyesuaikan dengan instalasi.
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium:
1)    Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.
2)    Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
3)    Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.
Cara menyimpan alat laboratorium IPA
Cara menyimpan alat laboratorium IPA dengan memperhatikan bahan pembuat alat tersebut, bobot alat, keterpakaiannya, serta sesuai pokok bahasannya. Penyimpanan alat menurut aturan tertentu harus disepakati antara pengelola laboratorium dan diketahui oleh pengguna/praktikan.
         Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium, maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-masing. Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium kimia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat yaitu: bahan dasar pembuatan alat, bobot alat, kepekaan alat terhadap lingkungan, pengaruh alat yang lain, kelengkapan perangkat alat dalam suatu set.

Penyimpanan alat selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.    Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2.    Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3.    Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4.    Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
Cara penyimpanan alat dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan percobaan dan bahan pembuat alat:
1.    Pengelompokan alat–alat fisika berdasarkan pokok bahasannya seperti: Gaya dan Usaha (Mekanika), Panas, Bunyi, Gelombang, Optik, Magnet, Listrik, Ilmu, dan Alat reparasi.
2.    Pengelompokan alat–alat biologi menurut golongan percobaannya, seperti: Anatomi, Fisiologi, Ekologi dan Morfologi.
3.    Pengelompokan alat–alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti: logam, kaca, porselen, plastik dan karet.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan yang banyak digunakan. Penyimpanan alat selain berdasar hal – hal di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1.    Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya jamur.
2.    Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3.    Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4.    Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi tinggi bahu.
5.    Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6.    Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat–alat yang boleh diambil oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi. Langkah - Langkah Penyimpanan Alat :
1.    Bersihkan ruangan penyimpanan alat
2.    Periksa data ulang alat yang ada
3.    Kelompokkan alat yang ada berdasarkan pada keadaan alat.
4.    Penyimpanan dan penataan alat disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil. Alat – alat yang boleh diambil oleh praktikan dengan sepengetahuan instruktur/pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat yang dapat diletakkan di meja demonstrasi adalah : kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung reaksi. Penyimpanan dan pemeliharaan alat harus memperhitungkan sumber kerusakan alat. Sumber kerusakan alat akibat lingkungan meliputi hal – hal berikut :
1.    Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas seperti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan krom atau nikel.
2.    Air dan asam – basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air, asam dan basa. Senyawa air, asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan alat seperti berkarat, korosif dan berubah fungsinya.
3.    Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan: alat memuai atau mengkerut, memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4.    Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang besar. Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat .
5.    Cahaya
Secara umum alat kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara langsung. Penyimpanan bagi alat yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup.
6.    Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api. Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya oksigen. Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pedoman penyimpanan alat laboratorium yang strandar diatas maka dapat dipahami pentingnya ada pedoman dalam suatu laboratorium kimia yang pada akhirnya dapat berdampak adanya keteraturan dan terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium tempat melaksanakan kegiatan praktikum. Dan pengetahuan akan penyimpanan alat pun semakin bertambah dengan mengetahui pedoman penyimpanan alat di laboratorium IPA. Sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja.
















PUSKATA

Hadiat (Ed.). 1984. Pedoman Pengelolaan Laboratorium IPA : Pegangan
Guru. Proyek Pengadaan Buku. Depdikbud.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional R.I. Tentang Standart Tenaga
Laboratorium Sekolah/ Madrasah. No. 26 Tahun 2008
http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_240/zip/MP_240.html
http://belajar.kemdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_240/zip/MP_240.html
http://www.slideshare.net/abinul/c-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-di-lab
Cara Menyimpan Alat dan Bahan Laboratorium IPA http://belajar.kemdiknas.go.id/index3.php?display=view&mod=script&cmd=Bahan%20Belajar/Materi%20Pokok/SMP/view&id=240&uniq=1892







Tidak ada komentar:

Posting Komentar