lagu

Selasa, 11 Desember 2012

Filsafat Sains

Coba berfilsafat dengan objek material, rangkaian 3(tiga) hal yaitu perubahan diantara struktur, sifat-sifat dan energi dari setiap zat. Arah pembahasannya merupakan objek formal kenapa ada zat atau benda yang hidup dan benda yang mati. Coba bernalar lebih jauh sehingga diarahkan khusus pada hidup manusia dan karakternya.
Pembahasan:
Apa yang ada diatas bumi terdiri atas benda hidup dan benda tidak hidup (benda mati). Benda tidak hidup berupa batu, kursi, rumah, lemari, dan sebagainya. Benda hidup berupa manusia, tumbuhan, dan hewan. Benda hidup berbeda dengan benda mati karena benda hidup memiliki suatu zat yang membuat mahkluk itu hidup. Zat yang ada pada makhluk hidup ini bukanlah benda fisik. Mereka dapat berupa energi yang menjadikan mereka hidup. Jadi energi itu dapat berupa cairan atau roh, yang memasuki tubuh manusia. Dan mampu membentuk sifat-sifat manusia tersebut dari energi yang ada.
Benda mati tidak bergerak atau diam, kecuali digerakkan oleh benda lain. Sedangkan benda hidup bergerak walaupun tidak digerakkan oleh benda lain. Dengan demikian hidup itu bersifat gerak pribadi (bergerak sendiri). Diam ialah tetap pada tempatnya, dan bergerak ialah berpindah tempat, walaupun yang bergerak bagian benda itu. Jadi hidup manusia ataupun benda hidup lainnya bersifat gerak. Wujud manusia sebagai mahluk yang bergerak disebut badan (raga). Badan manusia dapat bergerak sendiri karena energi yang dimilikinya dalam raganya.
Benda hidup yang dinamakan manusia, ia merasa hidup. Rasa hidup inilah yang mengakibatkan manusia digerakkan oleh energi yang dimilikinya. Bukan saja manusia, tetapi semua benda hidup, tumbuhan dan hewan juga memiliki dorongan rasa hidup. Karena gerak manusia terdorong oleh rasa hidup, maka maksud semua gerakkanya supaya terjadi kelangsungan hidup yang terus menerus. Tindakan manusia terdorong oleh perasaannya. Maka rasa hidup menolak kematian.
Sebagai contoh, misalnya pohon jambu itu bergerak, dan akar-akarnya bergerak masuk ke dalam tanah mencari makanan supaya hidupnya berlangsung walaupun tidak disadari. Setelah besar pohon jambu itu tidak berhenti sampai disitu, tetapi akan berbunga, dan bunga ini menjadi putik yang kemudian menjadi buah. Setelah buah masak akan jatuh ke tanah, yang kemudian tumbuh menjadi pohon lagi. Pohon tua akan mati dan pohon muda menggantikan hidupnya.
Adapun gerak pohon tersebut agar dapat melangsungkan hidupnya dan melangsungkan jenisnya, demikianlah terhadap manusia dan hewan untuk melangsungkan hidup dan jenisnya. Semua gerak tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia, didorong oleh rasa hidup dengan maksud yang sama untuk meneruskan hidup dan jenisnya. Cara manusia bergerak dengan tumbuhan dan hewan berbeda untuk mencukupi kehidupannya. Cara gerak hewan dan tumbuhan berlangsung tanpa pengertian, karena tidak memiliki pengertian, sedangkan cara manusia berlandaskan pengertian karena manusia memiliki pikiran.
Jadi jika manusia memiliki pikiran untuk berpikir, maka ia akan mendapat pengertian. Dan pengertian ini dapat berupa ilmu. Jadi tindakan manusia untuk memenuhi   kebutuhan hidupnya berlandaskan ilmu, karena tanpa ilmu dia tidak dapat bertindak apa-apa. Benda hidup lain kecuali manusia memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ilmu jadi mereka tidak akan pernah bertindak keliru karena nalurinya sudah ada. Jadi tidak akan ditemukan kambing bunuh diri karena putus asa. Hewan tidak pernah keliru untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, semua dapat terlaksana tanpa pengertian.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia yang berpikir itu mula-mula mengambil hasil hutan dan memburu hewan,kemudian bercocok tanam dan memelihara ternak. Demikian pula dalam hal pakaian, dari menggunakan kulit kayu atau kulit hewan, kemudian maju memintal benang dan menenun kain. Yang tinggal dalam gua kemudian maju membuat rumah bambu, rumah kayu, rumah gedung, dan seterusnya.
Ada lagi perbedaan manusia dan mahluk hidup lainnya yaitu dalam hal rasa, ada tidak adannya pikiran. Hewan hanya punya rasa senang dan susah, tetapi tidak punya rasa bahagia dan derita. Sedang manusia manusia selain punya rasa senang dan susah, juga mempunyai rasa bahagia dan derita. Karena manusia mempunyai pikiran, maka ia mempunyai cita-cita. Bahagia bila cita-citanya tercapai dan sedih bila cita-citanya tidak tercapai.
Cita-cita inilah yang mempengaruhi karakter manusia. Cita-cita dapat menyelewengkan tindakannya dari tujuan hidup, yaitu kelangsungan hidup pribadinya dan jenisnya. Bila cita-cita gagal, manusia sering bersifat nekad, bahkan bersedia bunuh diri. Ini jelas bertentangan dengan tujuan hidup manusia yang tidak berkarakter.
Karena manusia memiliki pikiran, ia akan enak dalam pergaulan bila ia mengerti sifat-sifat  dari sesuatu yang diajak bergaul. Bila ia mengerti sifat-sifat dari sesuatu yang dihubunginya, ia akan merasa enak, karena tindakannya benar. Tetapi bila ia tidak mengerti sifat tersebut, ia akan merasa tidak enak karena tindaknnya salah. Jadi rasa enak atau tidak enak, dalam hal ini berpangkal pada persoalan mengerti atau tidak mengerti. Manusia hanya menguasai benda-benda yang ia ketahui dan mengerti sifat-sifatnya.
Orang baru dapat mengenal diri sendiri setelah berhubungan dengan benda-benda, orang lain dan gagasannya, atau dengan rasa sendiri. Orang hidup tentu berhubungan dengan sesuatu, karena dalam hubungan itu ia merasa bahwa ia ada. Rasa ada ini senantiasa merasakan segala apa yang ada.
Agar mudah dipahami, diberi contoh secara terperinci, bagaimana orang menanggapi sesuatu yang dihadapinya. Menanggapi dengan rasa suka atau tidak. Misalnya pada waktu orang membaca buku, ia akan menanggapi lampu terang dengan rasa senang karena lampu memenuhi kebutuhannya. Karena itu, lampu terang dianggap baik. Sebaliknya, pada waktu ia hendak tidur, ia menanggapi lampu terang dengan rasa benci. Karena lampu terang menyilaukan matanya dan tidak memenuhi kebutuhannya. Jadi semua tindakan manusia itu didasarkan rasa suka atau tidak suka dalam memenuhi kebutuhannya.  
Kembali ke hubungan struktur, sifat-sifat, dan energi benda hidup dan benda mati. Bahwa benda hidup dibentuk dengan struktur-struktur yang berbeda-beda demikian juga dengan sifat-sifatnya. Manusia dibentuk dari struktur organ-organ tubuhnya, dan memiliki sifat-sifat pribadi masing-masing yang memiliki energi dalam dirinya. Dimana energi ini dapat berupa energi positif dan energi negatif.
Arah positif ini yaitu dimana karakter manusia yang dihasilkannya bersifat positif, manusia itu bertindak sesuai hati nuraninya . Ke arah negatif apabila manusia itu bertindak melawan hati nuraninya, melawan hati nurani akan membentuk manusia itu manusia yang salah dan  jauh dari kebenaran. Semakin sering manusia itu bertindak melawan hati nuraninya maka dia akan memiliki sifat-sifat negatif yang mana sifat-sifat negatif ini terus dipupuk dan tidak diubah maka akan menjadi karakter manusia tersebut.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar